Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW berjumpa dengan sahabat Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Ketika itu Rasulullah melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitaman seperti lama terpanggang sinar matahari.
Rasulullah bertanya,”Kenapa tanganmu?”, Sa’ad menjawab,”Wahai Rasulullah, tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku,”. Seketika itu Rasulullah mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata,”Inilah tangan yang tidak pernah tersentuh api neraka”.
Hikmah dari kisah ini adalah tanggung jawab menafkahi istri dan anak yang dijalankan secara ikhlas semata-mata menjalankan amanah Allah. Tentu rizki yang dicarinya harus halal.
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang giat bekerja” (HR Thabrani)
“…Allah dan Rasulnya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”( QS At-Taubah : 94)
Rasulullah SAW bersabda,” Tidaklah sekali-kali seseorang itu makan makanan lebih baik daripada apa yang dimakannya dari hasil jerih payahnya sendiri. Dan Nabi Daud AS itu makan dari hasil jerih payahnya sendiri” (HR Bukhari)
sumber : walhikmah, majalah walsama edisi desember 2011/15
I like to join here
mantab.. ijin share broo..
mangteefff mas bro…vote jadi imam waktu ke songgoriti.. 🙂
@ warbak : dengan senang hati 😀
@ ya2k : walah..alif bengkong ae aq ra ngerti mas..hehehe
Alhamdulillah,tapi kerja yang halal lho 😀
semoga saja kita termasuk orang yang giat seperti Sa’ad r.a
amin..