setia1heri.com – Pengalaman ganti mobil manual ke mobil matic (mbah tarno vs pak dhe tim). Pengalaman pribadi KHS setelah mencoba memakai mobil matic sejak awal September 2024 yang kami panggil dengan “Pak Dhe Tim” alias Mitsubishi Xpander Ultimate tahun 2024. Sejak tahun 2015 memakai Mbah Tarno alias Daihatsu Taruna FGX tahun 2003 yang manual alia MT dan beralih ke AT alias Automatic ditahun 2024 ini. Penasaran ? monggo disimak brosis…
Sebenarnya tidak ada yang spesial seperti selayakanya sepeda motor antara matic dan manual. Semuanya memiliki plus dan minus masing-masing meskipun sebenarnya tren kekinian “semua akan ke matic pada saatnya“. Nah salah satu pertimbangan KHS meminang mobil matic juga karena hasil diskusi dengan teman-teman karena memang tinggalnya di perkotaan dimana seringkali ada kemacetan dan kepadatan lalu lintas. Berikut pengalamannnya pribadi KHS gans…
1.Anti ribet
Seperti pada motor manual dimana motor matic hanya mengandalkan gas dan rem maka mobil ini pun juga begitu. Ketika transmisi sudah posisi D maka tinggal mainkan gas dan rem tanpa perlu memikirkan kopling. Kalau dahulu masih pakai mbah Tarno maka akan sedikit effort ketika menjelang lampu merah dan pada saat yang sama sedang menerima telpon. Mesti tangan oper-oper gigi dulu ke posisi yang lebih rendah. Nah sekarang hal tersebut tidak perlu dimana hanya perlu melakukan pengereman saja…hehehe.
Selain itu kalau kondisi macet-macetan tidak perlu oper-operan gigi dimana kalau pak dhe tim ada fitur auto brake. Ketika stop dan go tinggal mengandalkan rem dan gas tanpa perlu menyentuh tongkat tranmisi lagi. Plus ada juga fitur cruise control dimana kalau diaktifkan tidak perlu lagi menginjak gas dan kopling dengan kecepatan konstan diatas 50km/jam. Wis tinggal konsentrasi megang stir alias kemudi saja…hehehe.
Dimensi mbah tarno dan pak dhe tim ini memang berbeda dimana lebih lebar dan panjang sedikit 12 cm. Taruna : Panjang: 4.525 mm, Lebar: 1.620 mm, Tinggi: 1.790 mm sedangkan Xpander : Panjang: 4.595 mm, Lebar: 1.750 mm, Tinggi: 1.750 mm. Alhasil KHS mesti belajar kembali dimensi pak dhe tim karena lebih besar agar tidak terjadi senggolan atau srempetan dengan pengendara lain. Awal-awal sempat ‘nyampluk’ spion orang yang sedang jalan dipinggir jalan bahkan senggolan dengan spion mobil lain. Untung spionnya tidak lecet…xixixi
KHS merasakan perbedaan betul antara tranmisi MT dan AT ini. Kalau MT kita bisa gasruk kanan kiri plus nyalip dengan tenaga yang pas. Namun kalau di AT kita mesti bersabar karena memang tidak bisa dibuat terlalu mbyak-mbyakan seperti diatas. Tenaganya kalem dan kalau mau nyalip tidak ‘segarang’ seperti MT. Meskpun sudah ada OD (over drive) untuk mendahului tapi sepertinya tidak segahar MT. Jadi KHS kalau mau mendahului mesti perhitungan betul karena tidak seresponsif ketika pakai mbah Tarno.
Well, itulah Pengalaman ganti mobil manual ke mobil matic (mbah tarno vs pak dhe tim). Sebelumnya KHS belajar dulu naik matic dengan didampingi teman yang sudah bisa matic. Pernah mencoba Honda Brio, Suzuki Baleno, Toyota Rush dan Innova Reborn sebelum memutuskan meminang Pak Dhe Tim ini.
baca juga :
- Pengalaman ganti mobil manual ke mobil matic (mbah tarno vs pak dhe tim)
- Pengalaman mengurus blokir lapor jual mobil di Samsat Tandes Surabaya
- Selamat jalan Mbah Tarno…Maturnuwun kenangan indahnya…
- Mbah Tarno ganti dynamo amper skn alias alternator
- Mbah Tarno servis mudik lebaran 2024, tune up dan ganti ball join gans…
- Mbah Tarno lagi skincare ganti cat bodi mobil baru gans…
- Mbah Tarno ganti sepatu setelah 10 tahun gans…
- Nyoba aki kering Amaron Go Type GO-NS60 jenis 46B24R CLASS A di Mbah Tarno
- Penampakan Daihatsu Taruna turun mesin atau over haul dan berikut ongkosnya gans…
- Mbah Tarno putus timing belt, berikut ongkos turun mesin yang mesti dirogoh gans…
Be the first to comment