Korban penculikan anak di Jawa Timur, 2 anak SD dari sumenep nyaris jadi korban

Korban penculikan anak di Jawa Timur, 2 anak SD dari sumenep nyaris jadi korban. Isu penculikan anak memang serba dilema antara berita hoax dan itoe betoel adanja.  Tahun 2014 silam pernah terjadi di Lamongan  dan Gresik namun untung korban bisa selamat. Tahun 2017 hal serupa terjadi di Sumenep, Jawa Timur dengan korban 2 anak SD dimana hampir menjadi korban penculikan 3 orang tidak dikenal.

Berikut berita yang dimuat pada detik.com berita jawa timur tanggal 15 Maret 2016.


Sumenep – Banyaknya isu penculikan anak sepertinya perlu diwaspadai orang tua dan keluarga. Sebab, di Sumenep, Madura, dua anak SD nyaris jadi korban penculikan. Dua korban warga Dusun Mani’an Desa Banuaju Timur Kecamatan Batang-Batang, yakni Khodi Ilyas (8) kelas dua dan Baisuni (12) kelas enam.

Peristiwa mengejutkan tersebut terjadi, Selasa (14/3) selepas pulang sekolah. Dua bocah tersebut menggantikan orang tuanya menjaga padi di sawah di Dusun Panggung Desa Banuaju Timur. Sawah yang dijaga kedua bocah tersebut berjarak sekitar 1 Km di sebelah utara rumahnya.

Saat asyik menjaga padi dari serangan hama atau burung, ada seorang perempuan bercadar hitam turun dari mobil dan menghampiri korban, Khodi Ilyas. Perempuan tersebut mengatakan agar korban tidak pergi kemana-mana karena banyak penculik anak. Kemudian perempuan tersebut pergi meninggalkan korban.

“Awalnya ada perempuan pakai cadar datang dan bilang awas jangan pergi jauh-jauh,” jelas Khodi Ilyas di lokasi kejadian, Rabu (15/3/2017).

Tak berapa lama kemudian datang dua laki-laki langsung meringkus korban dari belakang. Satu pelaku memegang tangan korban, pelaku lain mendekap mulut korban sambil mengacungkan pisau.

“Mulut saya di tutup pakai tisu sambil mengacungkan pisau,” tambah Khodi.

Dia pun berusaha berontak dengan menggigit jari tangan pelaku sambil menendang pelaku ke belakang, akhirnya tangan pelaku lepas dan korban langaung lari. Sedangkan teman korban, Baisuni, yang melihat korban mau diculik berusaha melempar batu ke pelaku menggunakan ketapel dan mengenai bagian wajahnya.

“Melihat Khodi dibawa, saya lempar menggunakan ketapel mengenai wajahnya,” jelas Baisuni, teman korban.

Setelah lepas keduanya langsung lari ke arah selatan ke rumahnya. Sementara pelaku yang berjumlah tiga orang langsung kabur menggunakan mobil warna biru yang diparkir di pinggir jalan.

Sesampainya di rumah, Khodi tidak langsung menceritakan kepada orang tuanya karena masih ketakutan. Bahkan saat disuruh makan orang tuanya, korban tidak mau. Saat ditanya, korban juga enggan bercerita. Orang tua Khodi baru tahu, saat temannya, Baisuni bercerita panjang lebar ke bapak korban Mohammad Nuh (45).

“Anak saya itu tidak mau cerita, tapi temannya Baisuni yang cerita,” kata Mohammad Nuh, saat mendampingi anaknya di sawah.

Sementara polisi belum bisa memastikan apakah pelaku murni penculik atau bukan. Sebab, warga sekitar tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut.

“Saat kejadian tidak ada warga yang mendengar ada teriakan anak-anak minta tolong,” kata Kapolsek Batang-Batang AKP Sutrisno.

Namun pihknya mengaku sudah berkoordinasi dengan sekolah, tempat korban berlajar, agar waspada terhadap isu penculikan anak dan tidak mengizinkan anak atau siswa dijemput orang yang tidak di kenal.

Polisi juga mengimbau warga agar segera melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan, agar polisi bisa bergerak lebih cepat.

“Saya harap warga segera melapor jika melihat kejadian mencurigakan agar kami bisa bergerak lebih cepat,” kata Sutrisno, usai memeriksa dan melakukan olah TKP.

Setelah kejadian tersebut polisi berjanji akan rutin melakukan patroli ke pelosok desa. Sebab, informasi adanya penculikan anak-anak tersebut sangat meresahkan para orang tua.
(fat/fat)

sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3447693/dua-anak-sd-di-sumenep-nyaris-jadi-korban-penculikan


Beberapa daerah di Jawa Timur memang menyangkal adanya berita penculikan anak dengan sasaran organ tubuh yang akan dijual seperti di Situbondo. Kapolri pun menegaskan bahwa berita penculikan anak merupakan berita hoax. Kapolda Jawa Timur pun menjelaskan pula bahwa kabar tersebut merupakan hoax yang meresahkan masyarakat.

Terlepas dari berita hoax namun kewaspadaan tetap diperlukan untuk menjaga dan mengawasi anak-anak kita. Bila menemukan orang yang mencurigakan hendaknya dibawa ke polisi terdekat alias jangan main hakim sendiri. Di beberapa daerah terdapat orang gila dan gelandangan yang menjadi korban amukan massa terkait isu penculikan anak ini.

Maturnuwun

baca juga :

Comments

comments

Tentang setia1heri 5686 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

1 Comment

Monggo dikomeng gans..