Ngomodo series #6 (terakhir) : Meriahnya sambutan biker Kota Bima dan Akhirnya sampai di Kota Surabaya juga

honda CBR 250 dipinggir pantaiMelanjutkan diari cerita perjalanan 4 sekawan Cak Dodo, Bro Ringgo, Cak Herry dan Bro Hadi yang “Arep Minggat” ke Pulau Komodo. Sengaja KHS langsung Ngomodo Series #6 karena Ngomodo Series #5 akan diisi khusus liputan di Pulau Komodo. Nah berikut mantemans kisah perjalanan mereka berempat dari Pulau Komodo untuk kembali ke Pulau Jawa yang diceritakan langsung Cak Herry via gadgetnya.

Pada hari Jum’at, 26  Juni 2015 rombongan sudah berkunjung ke saudara lama di Pulau Komodo dan Rinca. Disini tidak lupa bro herry minum air laut di Pink Beach (tidak bisa renang tapi gaya snorkling). Mereka berempat seharian di Pulau Komodo dan langsung pulang lagi.

mejeng bareng Ngomodo SeriesHari Sabtu, 27 Juni 2015 pagi rombongan packing untuk kembali pulang dari Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur menuju Sape, Nusa Tenggara Barat, setelah membeli tiket seharga Rp. 180.000/motor satu nyawa rombongan memasuki dek kapal dan tak lupa ritual tali temali untuk menali si motor tak ber standart tengah alias CBR 250 agar tidak rebah ketika terkena gelombang laut. Rombongan segera naik keatas untuk mencari kamar namun kapal saat itu tidak seperti yang dinaiki sebelumnya. Kondisinya hanya ada kasur tingkat seperti asrama di tempat terbuka dengan cukup membayar Rp.15.000. Namun mereka lebih memilih ruangan bisnis dengan menambah ongkos Rp.25.000 /orang. Fasilitasnya dilengkapi 4 ac dan 2buah tipi fan kursi reclining dimana sangat memuaskan untuk menghabiskan waktu 8 jam perjalanan dikapal.

kondisi dek kapalSebelum kapal akan bersandar di Pelabuhan Sape,Bro Ringgo sudah janjian dengan bro arief salah satu member PRIDS yang berdomisili di Sumbawa yang menunggang Bajaj Pulsar p220 hitam bernopol DK. Pada saat sampai di pelabuhan sape kita sudah disambut bro arief yang dilanjut dengan riding bareng menuju Kota Bima yang berjarak 89 km yang penuh tikungan dimana hanya ditempuh sekitar 1 jam.

Sore menjelang rombongan ngabuburit di tepi pantai Amahami di Kota Bima. Hingga waktu berbuka tiba mereka disambut oleh barisan biker dari Kota Bima hingga larut malam. Para biker inilah yang menemani rombongan ketika datang pertama kali di Bima kala service motor dan sekarang mereka saat itu menemani selama rombongan berada di kota Bima. “Terima kasih kepada barisan biker Bima yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu” ujar Cak Herrry.  Malam pun larut sehingga rombongan istirahat untuk persiapan riding esok hari 389 km ke pelabuhan Poto Tano.

Pantai Kuta Lombok tahun 2015Hari Minggu, 28 Juni 2015 setelah sahur mereka berempat melakukan persiapan untuk berangkat ke Poto Tano. Tepatnya jam 07:15 WITA rombongan baru siap diatas motor masing-masing. Saat ini rombongan bertambah satu pulsar jadi 5 motor yakni Bro Arief. Setelah isi BBMdi ujung Kota Bima mereka melanjutkan riding dimana sekitar 500m dari SPBU bro hadi penunggang scorpio mengalami sedikit crash karena salah perhitungan dalam mengambil tikungan tajam ke kiri. Walhasil motor sudden brake menabrak trotoar sisi kanan jalan.

Untung saja tidak ada yang terluka namun pedal rem terlihat bengkok dan rem belakang terkunci. Dan untung pula rombongan membawa perlatan lengkap yang akhirnya membutuhkan waktu 30 menit bagi bro hadi untuk mengatur ritme denyut jantung dan memperbaiki motornya tersebut. Selanjutnya kita riding lagi melewati tikungan dan pemandangan yang indah namun sayang tidak kita abadikan melalui foto.
HRW patah di Bajaj Pulsar 220 kala turing di lombokSesaat baru memasuki Gapura Kota Sumbawa breket HRW milik bro dodo mengalami patah sehingga membuat box sh45 jatuh bergulingan namun untung saja isinya tidak berhamburan.  Langsung saja ambil tindakan darurat dengan menali di jok belakang dan rombongan melanjutkan perjalanan. Mereka sampai di Sumbawa pukul 11:45 WITA dimana mampir dulu di masjid untuk istirahat dan memperbaiki karet tromol dan stell rantai motor bro dodo.

Di Kota Sumbawa ini kita berpisah dengna Bro arief karena memang di kota inilah beliau tinggal. Tepat pukul 14:50 WITA rombongan melanjutkan perjalan dengan di kawal oleh club supra dari sumbawa sampai ke perbatasan. Jarak sumbawa ke Poto Tano 99 km dimana ditempuh sekitar 1jam 20 menit. Dan seperti sebelumnya hewan disini seperti kambing dan sapi tidak malu maupun sungkan untuk nongkrong maupun menyebrang jalan. “Untung saja kelakuan mereka hanya menipiskan kampas rem dan ban kita” kelakar cak Herry.

sudden brake scorpio di lombok, NTB

Sebelum menuju ke pelabuhan kapal rombongan mampir di alfamart yang hanya semata wayang di pulau Sumbawa Besar,NTB. Hal ini untuk sekedar membeli minuman dan cemilan untuk berbuka puasa di atas kapal. Selanjutnya setelah membayar tiket Rp. 125.000/ motor kita segera naik dan seperti biasa motor semprot cari posisi untuk ditali temali. Setelahnya rombongan naik ke atas cari tempat untuk beristirahat dua jam kedepan perjalanan Pota Tano-Lombok. Dikapal ini mereka dapat tempat bisnis meskipun lesehan dengan menambah Rp.5000 rupiah per kepala. Sebelum kapal bersandar di pulau Lombok terdengar adzan maghrib berkumandang,akhirnya rombongan berbuka dengan cemilan yang sudah dibeli sebelumnya.

Setelah kapal bersandar rombongan langsung cuss menuju Kuta Lombok. Perjalanan malam itu sangat padat dimana banyak orang berangkat teraweh dan ABG berkeliaran tidak jelas naik motor. Perjalanan melewati jalan padat hingga sempit kecil penuh gravel😰. Akhirnya tak terasa malam menjelang saat rombongan memasuki area kuta lombok. Disini terlihat di dominasi oleh bule. Para Bule ini nunggang motor matic dengan tempat untuk papan selancar. Langsung saja rombongan mencari tempat makan yang pas dengan lidah Jawa. Makan waktu itu serasa di luar negeri karena sebelah kiri dan kanan banyak orang bule. Terlihat banyak pedagang kain dan kerajinan tangan yang memasuki cafe cafe disini untuk mengais rejeki.

bersama kawan biker dari Bima, NTBDan banyak juga binatang anjing yang berukuran kecil hingga sebesar kambing ABG. Untungnya anjing sopan dimana hanya jalan jalan dibawah meja dan tidak sampai naik ke atas meja…hehehe. Setelah makan rombongan segera bergegas ke kuta cove hotel. Hotel ini bentuknya seperti cottage melingkar ditengah ada kolam renangnya. rombongan masuk dan berbersih diri,namun ternyata dari kamar masih terdengar alunan musik dan riuh pengunjung pub menjadi lagu pengantar tidur malam itu.

Hari Senin, 29 Juni 2015 waktu pagi rombongna langsung mencari spot untuk foto-foto. Berhubung keterbatasan waktu maka pukul 08.30 WITA rombongan mesti bersiap-siap pulang. Akibatnya hanya satu pantai yang bisa dikunjungi oleh mereka pagi ini. Akhirnya rombongan pun harus pulang langsung menuju pelabuhan Lembar tujuan Padang Bay. Dengan membayar tarif Rp. 125.000/motor maka parkirlah motor di dek kapal. Kondisi ruang tunggu ber ac dan bertivi kabel sehingga membuat watu 4 jam terasa cepat. Namun channel sering berganti membuat penonton kecewa. “saya cari yang pegang remote sampai kapal sandar belum ketemu juga,ahh sudahlah” keluh Cak Herry.

The Jayakarta Suites Komodo FLores

Lalu lintas siang itu padat sekali dari Padang Bai hingga Gilimanuk sehingga sampai sore hari pukul 16.16 WITA baru sampai Gilimanuk. Kapal ferry pun kondisi rame,parkiran pun akhirnya terpaksa tidak di ikat dikarenakan parkir motor vertikal dan sikon tidak memungkinkan. “Padahal pada saat itu ombak sedang tinggi” nya,untung saja motor baik” saja” tutur cak herry. Akhirnya rombongan berbuka diatas kapal Gilimanuk-Ketapang yang ditemani kapal oleng kapten. Setelah kapal bersandar di Ketapang segera rombongan mencari tempat makan disekitaran pelabuhan dan tertambatlah kita di warung penyetan.

Tepat pukul 18:34 WIB rombongan cuss balik berdua melewati hutan baluran hingga situbondo kota kita terpisah dikarenakan jalan satu jalur kita masuk gang dan akhirnya nyasar.  Bertanyalah cak herry kepada pak polisi dan diberi petunjuk jalan keluar dari kota situbondo. Setelah keluar kota cak herry mencoba mengabari bro ringgo dan mencoba menelepon namun gagal. “Akhirnya saya putuskan untuk riding sendiri hingga surabaya” ujar cak herry.

pinggir pantai di LombokTepat pukul 20:15 WIB berangkat dari situbondo menuju kota pahlawan. Kecepatan CBR 250 dipacu agak lumayan namun dalam batas wajar. Beberapa kali ditempel motor anak sekitar kampung namun untung tenaga motor semprot ini masih banyak jadi bisa meninggalkan mereka dalan hitungan detik. “Bukannya apa,tapi wilayah ini rawan begal jadi demi keamanan saya tidak terlalu berlama lama riding bareng mereka” ujar Bapak satu anak ini. Hingga Gempol riding agak santai dikarenakan lalulintas juga sudah agak ramai.

Tepat pukul 22:54 WIB Cak Herry isi BBM di SPBU Sidoarjo yang dekat dengan mall. Jadi mesti antri sama mbak” spg dimana bikin mata kembali terang tapi maap tidak dipoto ya…hehehe. “Sampai dirumah dengan selamat pukul 23:34 WIB dimana hanya dompet tipis dan atm saldo habis😁”ujar pria berkacamata ini.

Hal-hal  yang menjadi catatan selama perjalanan dari Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Timur :

  • SPBU layanan pertamax banyak di Pulau Jawa hingga Pulau Bali namun untuk pulau Sumbawa (NTB) beberapa terlihat ada namun tidak semua. Sedangkan di Nusa Tenggara Timur hanya ada di Kota Ruteng saja.
  • alfa/indomaret hanya dapat di jumpi sampai di pelabuhan Pototano-NTB dimana selanjutnya sampai Kelimutu tidak terlihat sama sekali
  • Wilayah Bali hingga NTT terlihat populasi penyemplak Yamaha Jupiter MX sangat banyak bahkan MX King sudah sering dijumpai
  • Wilayah NTT sebagian besar alat transportasi memakai truk bak terbuka namun di beri kanopi dan kursi . Terlihat pula  avanzaxenia juga suzuki apv juga sangat banyak disini serta mereka kalo memainkan musik dikendaraan sangat kencang sekali seperti H.Bolot:lol:
  • Sinyal hape untuk operator AXIS/XL hanya terjangkau sampai Sape, NTB sedangkan di Nusa Tenggara Timur hanya terlihat operator Simpati/Telkomsel saja

Nah demikian mantemans cerita akhir perjalanan 4 sekawan Arep Minggat dalam balutan Ngomodo Series ini.

Maturnuwun

 

Comments

comments

Tentang setia1heri 5685 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

Be the first to comment

Monggo dikomeng gans..