Agenda hari kedu yakni minggu (18/5) diawali dengan menikmati dan memandang sunrise di pelabuhan Gresik yang tidak jauh dari hotel. Sekitar jam 05.30 wib beberapa temans yang berminat bergeser bersama menuju pelabuhan. Namun sayang sepertinya pagi itu sang mentari lagi malu-malu untuk menampakkan diri hingga jam 07.00 WIB masih tertutup mendung. Meskipun begitu mantemans setidaknya tahu pemandangan pagi hari dipelabuhan beserta kapal-kapal tradisional yang bongkar muat untuk dikirim keluar pulau.
Jam 09.00 WIB selepas sarapan bersama di hotel dengan menu khas gresik yakni Nasi Rumo. Kita meneruskan agenda untuk mengunjungi alias sowan ke sesepuh penyebar islam di Tanah Jawa yang ada di Gresik yakni Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Sowan ke Sunan ini diawali ke Sunan Maulana Malik Ibrahim yang ada di sebelah selatan alun-alun Gresik. Minggu itu karena hari libur maka bisa dipastikan pengunjung membludak dari segala penjuru mata air.
Beberapa mantemans ada yang menyempatkan diri untuk berdoa, yasinan dan mencicipi suguhan khas air alami sekitar makam. Bagi mantemans yang biasa ziarah tentu tidak asing dengan keberadaan air jernih dalam gentong ini. Ada yang meminum, untuk wudhu atau sekedar membasuh muka maka akan terasa maknyus…segar tenan.. . Oia ketika kami akan mempotret ada kesalahpahaman dengan pengurus dimana kita dikira rombongan wartawan yang dikwatirkan menulis hal-hal yang tidak benar mengenai makam dan sejarahnya. “Bukan pak…kita dari jurnalis warga ingin ziarah sekaligus belajar sejarah” begitu penjelasan KHS yang dijawab dengan manggut-manggut. Namun sayang petugas yang membidangi masalah sejarah sedang tidak ada ditempat sehingga kami tetap melanjutkan potrat-potret riuh riah orang-orang ziarah di Makam Maulana Malik Ibrahim ini. Oia ketika ziarah kemarin masjid di dekat Maulana Malik Ibrahim dalam proses pembangunan sehingga ikon tulisan makam tidak ada.
Jam 10.30 WIB kita bergeser ke Sunan Giri yang berjarak sekitar 9 km dari Sunan Maulana Malik Ibrahim. Untuk menghemat energi mantemans maka kami memutuskan parkir diatas lewat jalanan kampung dan jalur tukang ojek. Sebenarnya sih kalau pengin mencoba sensasi naik gunung bisa diparkir dibawah dimana kita akan mendaki sekitar 100 meter
. Di sunan giri ini ternyata pengunjung juga membludak sehingga mengurungkan niat kami untuk mendekati lokasi makam sunan. Selain itu beberapa ruas lokasi makam juga masih dalam taraf pembangunan sehingga kami ‘mengalah’ lebih baik di bawah saja. Beberapa saat kemudian terdengar adzan dhuhur dan kitapun sekalian menunaikan kewajiban siang hari itu.
Oia cerita selengkapnya mengenai sejarah sunan-sunan ini bisa dilihat catatan KHS beberapa tahun 2012 silam ketika bersama anak istri sowan kemari (postingan disini).

Demikian mantemans cerita singkat perjalanan kawan-kawan jatimotoblog sowan ke sesepuh penyebar islam di tanah Jawa. Pelajaran yang dapat diambil bahwa orang sholeh dan mensholehkan itu ternyata banyak mendoakannya dari segala penjuru mata angin. 😀
Maturnuwun
baca juga :
- Jambore Wisata Scooter di Gresik
- MPM Honda Jatim kampanye cari aman di Gresik dan Malang
- MPM Honda Jatim Bersama Habitat for Humanity Indonesia Bangun Rumah Warga Gresik
- Restorasi Suzuki Nex 2014 jadi kinyis2 Kembali gans..
- Telat bayar pajak motor atau pajak motor mati kena tilang polisi lur di Gresik
- Pengalaman perpanjangan SIM baru di Satlantas Polres Gresik tahun 2020, bisa online masbrow…
- Serunya manasin mesin Suzuki GSX R 150 alias si 3C0 buat sungkem emak di Tuban
- Ngincipi Honda PCX Indonesia wira-wiri Gresik-Surabaya, dudukan nyaman tarikan kalem brosis…
- Komunitas Gresik CBR250RR Owner (GCO) resmi berdiri brosis.
- Milestone ganti gearset lagi setelah 3 tahun bersama Sinnob
Wuih asyiknya…
Asyikkkk, aku kePhoto terussss 😉
http://potretbikers.com/2014/05/31/lenovo-p780-vs-sony-xperia-c-bikin-galau-lagi/