Pada waktu mengunjungi plant 3 AHM di Cikarang kemarin kalau tidak salah dengar ada salah satu pemandu yang mengatakan [kira-kira] seperti ini disaat perakitan bagian kepala sepeda motor beserta sepeedometernya:
“Pabrikan diperbolehkan melebihkan angka speedometer atau disamakan dibandingkan dengan angka kecepatan sebenarnya tetapi dilarang mengurangi dari angka kecepatan sebenarnya. Misalnya angka kecepatan sebenarnya 40 km/jam maka angka di speedometer boleh ditunjukkan dengan angka 40 km/jam atau 50 km/jam tetapi dilarang mencantumkan 30 km/jam.”
Ane tidak sempat bertanya lebih lanjut terkait aturan diatas dasarnya dari mana. Tetapi yang jelas selama ini kawan-kawan selalu berdebat terkait keakuratan sebuah speedometer. Bahkan terkadang dibanding head to head dengan GPS ketika sedang test ride. Tidak salah memang karena memang nawak-nawak semua ingin mengukur sejauh mana deviasi atau penyimpangan sebuah speedometer motor.
Kalau tidak salah dari beberapa motor komuter yang pernah diuji dengan GPS termasuk KHS sendiri pernah mencobanya yakni motor Bajaj Pulsar yang hampir mendekati akurat antara angka GPS dengan speedometer. Hanya terpaut 3-5 digit saja angka di GPS dengan di speedometer. Meskipun saat ini sungguh disayangkan ketika Bajaj Pulsar menjadi barang antic dan langka di pasaran…wkwkwwk
Kembali ke soal mark up angka speedometer diatas, bagi nawak-nawak yang menunggang motor apapun merk dan jenisnya maka perlu disadari bahwa angka speedometer yang ada itu dalam kondisi ‘tidak menunjukkan sebenarnya’. Jadi gak usah sok-sok an sok kentjang dijalanan….wkwkkwkwk [just kidding]. Yang penting bijak aja dalam berkendara dan gak usah banding-bandingkan kecepatan kalau tidak bertempat di sirkuit. Toh semua angka speedometernya hasil mark-up an semua….hehehehe :peace:
Maturnuwun.
baca juga :
- Cerita sedih mobil rentalan dilarikan dan digadaikan oleh penyewa
- Yamaha Scorpio modifikasi turing yang fungsional dan hi tech brosis
- Polisi dan PNS dilarang main Pokemon Go …ini surat edarannya
- Terlalu percaya aplikasi maps online alias GPS, Toyota Vellfire ini hampir kecebur sungai.
- Tikum kopdar jatimotoblog di Kota Pudak, Gresik
- Mark-up angka Speedometer itu diperbolehkan [?]
- Naik Kereta Api toet…toet..toet… (SBY-BWI).
- Jangan asal percaya GPS 😀
- Tips berkendara aman menembus kemacetan
- Hari Pelanggan Nasional, Konsumen Sepeda Motor Honda Dapat Banyak Kejutan Brosis
- Daftar sepeda motor Yamaha yang dapat Otomotif Award 2024
- MPM Honda Jatim Berikan Garansi Rangka 5 Tahun untuk Semua Model Motor
- Fungsi lampu sein alias lampu reting pada sepeda motor, monggo disimak gans…
- Chipset semi konduktor normal, AHM siap genjot produksi dan distribusi motor matic lagi
- Kelebihan dan kekurangan pakai stabilizer rantai di sepeda motor
- Motor bebek 2 tak antara Yamaha Alfa dan Suzuki RC100 Bravo, pilih mana?
- Suka duka turing pakai sepeda motor bebek, yang penting happy gans…
- Daftar ukuran standar ban depan dan ban belakang sepeda motor Honda tahun 2021
- Tips bawa barang di sepeda motor biar aman gans…
sip ajib,..speedo ane lg mati nih
itu buat safety bro.
Secara psikologis, kita akan kurangi kecepatan jika speedo sudah di angka 100kmpj. Padahal sebenarnya belum.
betul juga bang 😀
motor paling ngaco yg pernah saya punya yamaha 125z…selisih hampir 20km/h…tp pd dasarnya mmg kenceng…std pabrik eces lari 150km/h (speedo)…yg plg akurat Ducati…
nais share brow 😀
biar safety
ajibbbbb….
biar ga jadi alay
Itu pertimbangan safety mas….tapi motor CBU umumnya defiasi speedonya lebih sedikit dibanding motor CKD, sebab di negara lain kalau ngapusi konsumen di tuntut ke pengadilan ndak kaya disini….
Hehehe
Mungkin biar aman ataunbiar kliatan cepet hejehe
betul