Ini merupakan gowes kedua bersama si Ngobes. Ngonthel pertama ketika mengambil sepeda rondo ini dari seorang teman beberapa waktu lalu di Surabaya(postingan disini). Dan hari kamis (24/1) ketika Liburan Maulid Nabi Muhammad SAW ane berkesempatan mencari keringat dengan gowes disekitaran rumah saja. Keluar rumah sekitar jam 06.13 dan kembali masuk rumah sekitar jam 10.35 karena hujan ketika mau pulangnya. Oia kawan kalau mau spek lebih detail sepeda pancal ini bisa diintip dimari ya (postingan disini)
Jam 06.13 sehabis sholat subuh kok pengin gowes yah. Meskipun rute belum tahu tidak mengapa yang jelas ingin cari udara dan keringat diluar rumah. Ketika keluar dari gang rumah baru pengin ke arah Cerme dimana jalannya cukup bagus dan banyak pemandangan tambak dan sawah yang cukup hijau sejauh mata memandang. Maka ane pun memancal dengan santai antara 18-21 km/jam. Pagi itu kondisi jalanan lumayan ramai orang mau berangkat kerja meskipun sebenarnya hari itu lagi libur.
Sesampai di pertigaan Cerme kok kepingin ke arah Metatu dimana beberapa waktu lalu terdapat sumber api dari gas alam. Maka ane pun mengarahkan stir ke arah barat jalan Cerme-Metatu-Balongpanggang. Kontur tanahnya menurun sehingga tidak terlalu ngoyo gowesnya. Sesampai diperempatan Metatu-Balongpanggang ane binung dimana untung ada papan penunjuk jalan ke arah Duduk Sampeyan. Maka ane pun mengikuti petunjuk arah tadi. Oia kawan ternyata banyak perumahan-perumahan yang baru berdiri di sekitaran Cerme dan Benjeng dimana ternyata banyak alih fungsi yang awalnya dulu lahan pertanian dan perkebunan.
Di daerah Benjeng ini ternyata ada makam pahlawan lho dimana ane juga baru pertama kali melewati jalan ini. Kondisi makam cukup memprihatinkan dengan banyaknya rumput liar yang tumbuh diareal makam hingga menutupi nisan. Sekilas terlihat terdapat 6 hingga 10 makam dengan nama nisan yang sudah tidak jelas lagi. Dan ane pun melanjutkan perjalanan hingga istirahat digubuk pinggir sawah dijalanan Balongpanggang-Duduk Sampeyan. Disinilah ane sempat ngobrol dengan kakek-kakek yang akan pergi ke sawah. “Ati-ati yo nak, numpak sepeda saiki koyok tikus ora dianggep blas “ (Hati-hati ya nak sekarang naik sepeda seperti tikus yang tidak dianggap sama sekali dijalanan). Maksudnya kakek tadi mengingatkan ane agar senantiasa berhati-hati di jalanan karena banyak sepeda motor maupun kendaraan lain yang kurang menghormati penggowes sepeda. “Inggih mbah, maturnuwun” jawab ane sambil pamit meneruskan perjalanan.
Sesampai di perempatan Duduk Sampeyan, ane harus ektra waspada karena ini merupakan jalur bottle neck. Jalur ini merupakan jalur pantura dimana banyak kendaraan besar dan bus lalu lalang menuju Surabaya. Sesekali ane menengok kebelakang untuk melihat situasi dan kondisi jalanan. Selain itu mendung tebal dilangit juga memaksa ane untuk sedikit lebih cepat ngayuhnya. Dan tepat di perempatan terminal Bunder hujan deras mengguyur dan untung sudah ngiyup sekalian beli teh hangat dan sarapan nasi bungkus
. Hujan turun hampir 45 menit ….
Ketika hujan sudah mulai reda meskipun agak gerimis maka ane pun melanjutkan perjalanan ke rumah yang tinggal 3 km saja. Sesampai dirumah basah kuyup dan belepotan dipunggung terkena lumpur dan cipratan pengguna jalan yang lain. Alhamdulillah dapat keringat dan udara sejuk setelah berputar sekitar 39 km (menurut mbah google lho : – ) ) dimana berarti 10 km lebih dari jarak ketika gowes Surabaya-Gresik kemarin. Wis mbuhlah…bukan jarak yang dicari tetapi keringat, udara sejuk dan semoga menyehatkan..hehehe
maturnuwun
mantap…
Saya gowes paling cuma 10 km tiap minggu pagi 😀
siiip…pokok e kringeten…hehehe 😀
ajib nih ,.. sehat 😀
siiip 😀
Wewww?? ndak pegel itu om kakinya??
btw saya pernah tinggal didaerah manyar skitar 2 bulan, saya suka jln2 di danau yg dket industri itu :D, apa danaunya msh bagus yaa
telaga ngipik ? skrg masih ada 😀
Waaa pngen ksna lagi, dulu kos saya dket danau situ,…
monggo…… 😀
pengin lebih sehat lagi dan bermanfaat? ngarit (merumput) untuk kambing pake sepeda hehehe
) maklum aq wong ndeso je 😛
podo kang…biyen jaman sik smpn yo ngono duwe wedus limo
wedus 5 = supra 1 hehehe
mestine ngono tapi karo wong tuwo di ‘ijolne’ sapi