Sungguh tega 2 jam sekarat kecelakaan di jalanan (Ririn, Surabaya)

Harian Surya (29/11)  telah memberitakan tentang kecelakaan yang menimpa salah satu pelajar SMAN 8 Surabaya yang bernama Ririn Wulandari. Tekape kecelakaan ada di di perempatan Jalan Dupak-Jalan Demak, Surabaya, Jawa Timur yang merupakan jalan yang sering ane lewati berangkat maupun pulang kerja. Kronologi sekilas Ririn pagi itu bersama Suzuki Satria sekitar jam 5 disambar Truk Sampah yang menerabas lampu merah dengan sopir beralasan terburu-buru.  Ririn berangkat pagi naik  dalam rangka pergi kerja Bhakti sebagaimana sekolah maupun kantor yang lain dimana hari Rabu (28/11) diadakan kerja bhakti bersih sungai Kalimas di Surabaya.

Pasca kecelakaan atau tabrakan ternyata tidak ada pertolongan sama sekali baik dari warga sekitar maupun aparat. Di Perempatan tersebut memang ada pos polisi namun mungkin pagi itu belum ada yang piket. Dan warga pun tidak berani mendekat memberikan pertolongan entah trauma, takut atau paranoid dengan kecelakaan tersebut karena tidak ada polisi. Praktis tubuh Ririn terkapar hingga 2 jam dijalanan bahkan ketika ada polisipun tidak bisa langsung dievakuasi hingga harus menunggu ambulan datang. Dan akhirnya warga memberhentikan ambulan yang lewat dengan setengah memaksa agar korban bisa dievakuasi segera. Awalnya dirujuk ke RS Pelabuhan (jarak 5 km) namun ditolak hingga dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo (jarak 11 km). Naas nyawanya sudah tidak tertolong lagi… :berdukas: .

perempatan jl. dupak-jl.demak

Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin itulah yang tepat untuk menggambarkan kondisi Ririn saat kecelakaan hingga meregang nyawa. Siapakah yang harus disalahkan ?.  Nasi sudah menjadi bubur. Seberapa besar santunan yang diberikan tidak akan bisa mengembalikan keberadaan Ririn. Semoga kasus Ririn ini menjadi korban yang terakhir dari sebuah ketidakpedulian, hilang solidaritas, tipisnya rasa sosial, keabaian atau menguapnya perikemanusiaan masyarakat yang pobi sekaligus bingung. Sekaligus bagi aparat dan tenaga medis yang kurang sigap dalam menangani korban kecelakaan yang terkesan kaku dan ribet.

maturnuwun

baca juga :

sumber : harian surya (29/11)

Comments

comments

Tentang setia1heri 5684 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

24 Comments

  1. Cz wrga yg g mw nlongin ce mngkn ririnx yg bysa naeg motor d ctu ngebut2an trz d tandai ma wrga.. Mtorx ja SF umumx cwe pke mtor tu kan ngebut2an..
    Klo polisi n ptugaz ambulan bz d blng bodoh.. Pa wktu kuliah ptugaz ambulan g d ajrin dosenx hal yg kyk g2? Why?

  2. sungguh teganya teganya teganya teganya…
    turut berduka cita sedalam-dalamnya…
    moga masyarakat di sekitarku mau menolong siapapun yang sedang butuh bantuan dijalan terlepas salah atau tidak.

  3. banyak warga yang tidak terlatih bagaimana menghadapi situasi kecelakaan dan ada korba manusia. bingung, takut, ga tau bagaimana. siapa yang mestinya berwenang untuk memberikan edukasi ke masyarakat, polisi?dinas kesehatah? dllajr? siapapun itu sepertinya belum dilakukan. tolong segera dilakukan sehingga masyarakat punya kemampuan dan pengetahuan untuk bertidak manakala terjadi kasus serupa.

  4. Innaalillaah… Ternyata mental orang Indonesia segitu parahnya… diluar negeri aja nyawa hewan sangat dihargai..

  5. turut berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan…

    sekedar menambahi cerita lain om, puasa tahun lalu adik sepupu saya juga mengalami kecelakaan di daerah A.yani Surabaya. sekitar jam 04 dini hari (memasuki waktu subuh) dan baru bisa dilarikan ke RS. Bhayangkara pada jam 05 pagi…. itupun yang bawa ibu korban sendiri dengan menghentikan angkot yang sedang lewat (ibu korban berangkat dari rumahnya di daerah sepanjang menuju A.yani dengan taxi), karena kendaraan yang lain tidak bersedia bantu. (kondisi korban pendarahan di bagian leher). Ada klinik disekitar daerah itu, tapi hanya bisa membebat luka karena kliniknya tidak dilengkapi Ambulance. Sesampainya di RS. Bhayangkara nyawa koraban / adik sepupu saya tidak tertolong karena kehabisan darah..

    Sekedar menambahi suatu cerita pilu yang pernah dialami orang terdekat saya, semoga berguna. maaf bahasanya agak berantakan ya om…. 😀

    • suwun kang sharingnya…turut berduka pula 🙁
      pertolongan pertama pada kecelakaan itu memang perlu digalakkan kembali…serta menggugah empati dan kepedulian masyarakat agar bangkit kembali

  6. kayaknya perlu buat polisi terutama yg bertugas sbg polantas u dididik agar menguasai teknik pertolongan pertama korban kecelakaan, karena u korban kecelakaan memang ga boleh sembarangan asal mengangkat/memindahkan korban kecelakaan khawatir ada bagian tubuh dalamnya yg rusak yg bila bergeser dlm posisi tertentu malah membahayakan keselamatan si korban kecelakaan.

  7. wah yok opo rek
    warga sekitar juga kayak gitu?
    lha kalau anggota keluarganya yang ditabrak truk kayak gitu terus gak ditolong, opo gak jerit2!

    btw ini jalan arah tol Dupak deketnya ps.Loak ta oom?

  8. beginilah negri ini. entah warga/polisi yg tidak peduli atau ketakutan mengurusi yg kecelakaan.

    tmen ane pernah ngalamin waktu kakaknya kecelakaan daerah beber cirebon-kuningan. ditabrak lari mobil, dan ketika akan diangkat ke ambulan untuk diantarkan ke rumah sakit, sebelum berangkat ambulan minta NEGO HARGA. Parahhhh……….

Monggo dikomeng gans..