Sebenarnya ane bingung dan miris terkait penentuan awal dan akhir ramadhan sejak kecil dulu hingga kini. Meskipun masih terdengar samar-samar sepertinya ramadhan 1433 H kali ini akan terdapat perbedaan lagi dalam penentuan awal ramadhan. Antara yang tanggal 20 juli dan 21 Juli mereka mengawali sedangkan pemerintah sendiri baru akan sidang isbat tanggal 19 Juli ini.
Ane sendiri kurang paham terkait perbedaan metode yang dipakai ormas-ormas tadi antara hisab dan rukyat dalam penentuan hilal. Perbedaan metode tentu akan berimbas pada perbedaan awal ramadhan meskipun lain waktu juga sempat bersamaan waktunya. Ane tidak ambil pusing terkait dengan metode-metode yang mereka gunakan.
Menurut beberapa sumber hanya ada di Indonesia sebuah Negara yang mengklaim sebagai jumlah muslimnya terbesar di dunia namun awal ramadhan atau hari raya berbeda.ย Terus apa yang mau dibanggakan dengan jumlah terbesar namun tidak kompak dan solid hanya dalam urusan awal maupun akhir ramadhan ?
Kalau berbicara egosentris tentu masing-masing ormas punya dalil, dalih, alibi, gengsi dan argumentasi masing-masing terkait pendiriannya. Namun harga yang harus dibayar cukup mahal terkait cerai berainya umat dalam menikmati keindahan ramadhan. Bahkan terkadang satu rumah pun tidak sama awal-akhir ramadhan. Bisa dibayangkan?
Mungkin kita bisa beralibi hormati perbedaan. Terus sampai kapan? Kalau menghormati perbedaan ane mengusulkan biarkanlah pemerintah yang memutuskan saja karena yang mempunyai otoritas.ย Atau kalau boleh digilir saja tiap tahun ormas-ormas besar di Indonesia untuk menentukan awal dan akhir ramadhan. Dan semua harus komit mengikutinyaโฆsetuju ?
Indahnya kebersamaan dalam ramadhanโฆ.stop egosentris
*sebuah kegalauan seorang umat muslim ๐
Perbedaan adalah rohmat lil’alamin
amiin…tapi terkait hal ini menurut Prof. Sofjan: Tradisi Perbedaan Awal Puasa Itu Laknat, Bukan Rahmat ๐
dalam Al-Qur’an sudah jelas, “Ati’ulloha wa Ati’urrosul wa ulil amri minkum” Ta’atilah Alloh,Rosul, dan Ulil Amrimu (pemimpin). Jadi kalau pemerintah sudah menetapkan maka kita sebagai umat islam yg mena’ati perintah Allah maka sudah semestinya kita mena’ati Pemimpin kita (Pemerintah) dalam hal ini penentuan tanggal..Wallohu’alam
mestinya logikanya begitu bro…
kalo bisa beda ngapain harus sama.
#gak kompak gak masalah yg penting paling benar dan dalilnya jelas.
#cari2 dalil pendukung.
#tanggal 1 nya dua hari dong.
hiks…semoga bukan itoelah indonesia ;-D
saya manut pemerintah aja…
lek ji…eh lek dis ๐
wajar
nunut pemerintah
idem ๐
Met puasa cak…maap lahir batin yah…
sami2 bang….mari optimalkan amal ramadhan ๐