Birahi politik

Birahi politik

gambar dari blog sebelah

Pemilu tinggal atau masih 3 tahun lagi tetapi birahi kaum politisi saat ini sudah mulai menggeliat lagi. Partai-partai kecil yang dihajar Electoral Treshold (ET)  mulai menggeliat dengan ada yang berbenah, berfusi atau metamorfosa untuk menyongsong pemilu tahun 2014. Dan begitu pula yang lain dipastikan akan muncul partai-partai baru dengan segenap ‘semangat’ dan ‘idealisme’ baru.

Kekuasaan memang menyihir semua kalangan apalagi pangkat dan jabatan. Keberadaan partai-partai yang telah lolos jeratan ET alias mapan menjadi acuan partai-partai baru untuk ‘menghujat’ dan ‘menonjok’ atas ketidakberpihakan mereka pada rakyat. Ane sendiri bingung mau seperti apa negeri kalau hujat-menghujat sudah menjadi tradisi yang membumi. Apalagi hanya urusan mau mendirikan parpol belaka…

Mendirikan partai politik memang hak asasi sebagai anak bangsa. Apalagi dengan ‘jualan’ perubahan, restorasi dan atas nama rakyat. Tetapi apakah mereka semua tidak pernah belajar dari pemilu yang sudah berjalan 3 kali pasca reformasi?. Tahun 1999 terdapat 48 partai, tahun 2004 diikuti oleh 24 partai dan terakhir tahun 2009 terdapat 38 partai dan 6 partai lokal di Aceh. Hampir setengah partai saja yang bertahan hingga kini. Semua telah kolaps dan terbengkalai hingga tak terdengar lagi. Apalagi keberadaan ET yang membuat ‘napas’ partai-partai kecil tersengal-sengal dan berakhir dengan ‘kematian’. Kalau mereka atas nama rakyat mengapa tidak melanjutkan jalur lain selain parpol sebagai jalur pengabdian?

Syahwat politik anak bangsa ini begitu besar. Yang semula hanya berdiri terpaku sebagai pengamat, lambat laun tergoda untuk mencebur dalam politik praktis. Apalagi sebelumnya telah didahului sesama rekan pengamat yang ternyata ‘sukses’ menjadi anggota dewan ‘yang terhormat’.  Terlepas dari itu hak asasi pribadi tetapi saya melihat sebagai langkah inkonsistensi dan memuakkan. Walaupun tingkah polah para politisi dan wakil rakyat saat ini juga LEBIH memuakkan…..

Ane pribadi memang cenderung berpikir bahwa partai itu tidak terlalu banyak. Mungkin kalau hanya 2 papol di NKRI ini akan terlalu ekstrim tetapi antara 10 sampai 15 parpol saya pikir hal yang cukup dan representatif. Kalau semua mengklaim berjuang untuk rakyat dan atas nama rakyat maka yang menjadi pertanyaan rakyat yang sebelah mana? Kita memang tidak ingin dikotomi minoritas dan mayoritas tetapi mari bersama-sama membangun bangsa dan negara ini dengan segenap keanekaragaman yang dimiliki.

Apakah perlu ada pengebirian parpol di Indonesia? Yang jelas hal itu nantinya akan memunculkan ‘nyanyian’ HAM. Tetapi kalau semua sadar diri, penuh kesadaran, saling menghormati dan bijaksana maka membuat parpol bukanlah sebuah keharusan. Tapi lain cerita kalau memang syahwat dan birahi politik para (calon) politis susah dikendalikan……wkwkwkkwkwk!…

maturnuwun

baca juga :

Comments

comments

Tentang setia1heri 5690 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

4 Comments

Monggo dikomeng gans..