Menuju 100 % OK : Catatan Diklat Prajab (8-habis)

 Menuju 100 % OK : Catatan Diklat Prajab (8-habis)

(Wisma) Serayu 2 : Persahabatan Ustadz Kantin dan Preman Masjid

Tulisan ini mencoba merekam keakraban dan kehangatan asrama serayu 2 dimana penulis tinggal didalamnya. Didalam asrama ini ada 14 orang peserta prajab yakni 10 orang dari kontingen Surabaya dan 4 orang dari kontingen Pacitan. Semua peserta membawa identitas dan ciri khas dari daerah masing-masing dengan segala keunikan dan ‘kekuclukan’ yang dimiliki. Pelajar dari Surabaya yaitu Ghanes Nugroho (DTRCR), Winto Setiyo Utomo (dokter di RS BDH), M. Robit Aqdam (Guru SMK), Dwi Atwin Suyitno (Guru SMK), A. Zainal Abidin (Guru Agama), Moch. Fatchulloh (Guru Agama), Rio Azadi (dokter di BDH), Gin Gin Ginanjar (DKP), R. Gandhi Wijaya P ( lupa ?) dan ane sendiri. Pelajar dari Pacitan yaitu Saifulloh Bachtiar (penyuluh peternakan ?), Nur Sulistiyono (Guru Penjaskes), M. Herru Budiyanto dan Roni Subastian.

Setiap orang punya cirri khas dan ketertarikan masing-masing sehingga satu asrama ini terbelah  menjadi 2 ‘geng’ yakni geng ustadz kantin dan mafia preman masjid. Penisbatan ini tidak terlepas dari kecenderungan masing-masing orang. Ustadz kantin adalah kawan-kawan yang suka cangkruk, ngopi sambil ngobrol sambil tepe-tepe di kantin sedangkan preman masjid adalah kawan-kawan yang suka beroperasi dan mejeng di masjid sekitar kompleks prajab untuk melaksanakan sholat fardhlu berjamaah. Kalau tidak salah, geng ustadz kantin dikomandani Kang Syaiful bersama Cak Nur sedangkan mafia preman masjid dipegang oleh Kang Zen sama Cak Atwin. Pembagian ini tidak diametral karena semua masih bisa bertukar peran alias yang dimasjid juga sering ke kantin, yang dikantin gak tahu pernah ke masjid atau tidak…xixixixix 😛

(Wisma) serayu 2 ini dipegang, dikoordinasikan dan dioperasikan oleh mami genie aka Gingin. Dari survey tidak valid diketahui telah terdapat pelanggan tetap yang yang keluar-masuk. Tentu hal ini tidak berlaku bagi ‘anggota’ katanya begitu.

Memasuki ruangan ruang serayu 2 maka kita akan disuguhi pemandangan dan tata ruang yang eksotik. Di tempat tidur, almari, dan kamar mandi terdapat banyak tulisan aksi mural dan vandal yang bertebaran disana-sini. Tulisan-tulisan disini adalah tinggalan dari penghuni-penghuni sebelumnya. Tulisan yang ada diantaranya Ranjang Mesum dan Ruang Orgasme. Selain itu pola huni bisa dikatakan fantastic yakni setiap tempat tidur pojok selalu di huni para bujangan yakni Gin Gin, Gandhi, Robit dan Herru. Keempat jejaka inilah yang selalu menjadi bahan sasaran tertawaan dan kelucuan terkait dengan ‘operasi’ seksual.

Kebutuhan bathin harus senantiasa diperhatikan maka keberadaan ruang orgasme juga diharapkan. Ruang orgasme adalah salah satu kamar mandi. Pelanggan tetap dan utama disini adalah kang robit. Guyonannya ketika semua penghuni lagi tidur, maka kang robit mengendap-ngendap untuk ‘menguasai’ ruang orgasme dengan leluasa…wkwkkwwkk. Selain itu beberapa jejaka lain juga disinyalir melakukan cara yang sama alias meniru aksi kang robit. Tiada handbody maka Autan pun jadi….hahahaha. its Joke. Tentu hal ini tidak berlaku yang sudah nikah, maka kesempatan IB adalah saatnya rapelan….hehehehe.

Duo dokter yakni dr. Winto dan dr. Rio senantiasa menimpali dengan alas an-alasan medis untuk menambah serunya bercengkrama dan canda ria. Keberadaan dua guru agama alias Sarjana Alam Ghaib (S.Ag) yak kang zen sama kang fatchulloh membuat suasana semakin membahana. “ Kalau dosa kan saya tahu jalan tobatnya…wkwkwkwk” timpal Kang Zen. Its Joke.. Si kembar Rio Azadi ternyata mempunyai bakat terpendam untuk menggantikan Srimulat serta sulap tipu-tipu..xixixi. Ketika pementasan malam inaugurasi hampir semua peserta terkesima dan terpanana dengan aksi sulap ini.

Beragam canda tawa, impian-impian bersama serta gaya-gaya slengengan telah menghiasai hari-hari selama 21 hari. Saling membangunkan dan mengingatkan agar tidak telat yang berakibat sanksi hukumat berat. Sebuah Kenangan indah yang terlalu manis untuk dilupakan. Selamat berkarya kawan ! Jangan lupa nama ‘panggilan’ ketika malam, awas ‘garukan’ dan ingatlah selalu mami Geni….xixixixii 😛

Comments

comments