Menuju 100 % OK : Catatan Diklat Prajab (7)

Menuju 100 % OK : Catatan Diklat Prajab (7)

WI : Sang Provokator …

Kalau dalam sekolah yang mengajar disebut Guru, kalau di kampus yang mengajar dipanggil Dosen, sedangkan dalam diklat prajabatan maupun dalam jabatan disebut Widyaiswara (WI). Selama mengikuti prajab kami menemui beragam karakter dari WI mulai dari yang lemah gemulai (kayak ngajar PAUD) hingga dictator otoriter (padahal rezim Hitler dah bubar..xixixi). Secara usia, hampir semua WI sudah diatas 56 tahun karena sebagian besar adalah pensiunan pejabat structural maupun fungsional di lingkungan propinsi dan kabupaten/kota di Jawa Timur. Mereka-mereka telah banyak makan asam garam dunia PNS dengan segala dinamikanya.

Peranan WI disini beragam adanya sesuai konsep diri yang dimiliki mulai dari yang mengaku suhu, master, fasilitator, pendamping hingga expert dalam setiap materi yang diampunya. Sukses tidaknya semua materi yang diberikan kepada peserta tergantung dari kapabilitas dan kreativitas WI dalam mengelola dinamika kelas.

Beragam watak WI yang kami temui disini mulai dari yang Energik, Atraktif Ekspresif, Humoris, Idealis hingga yang lemah gemulai seperti layaknya Bunda PAUD mengajar anak didiknya bahkan lagu-lagunya pun lagu PAUD yang sudah dimodifikasi. Semua karakter WI ini tentu kembali kepada pribadi masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya dengan materi pelajaran.

Sebagaimana materi yang telah ane bahas dalam catatan 1, maka disinilah peran WI sebagai provokator. Provokator disini jangan diartikan secara negative tetapi sebaliknya. Mereka dengan idealisme yang cukup tinggi dan semangat yang berkobar-kobar mencoba ‘merayu dan membujuk’ peserta untuk mengikuti pola pikir sebagaimana konsep dasar materi. Mereka ‘berorasi’ sebagaimana gaya masing-masing.

Salah satu provokasi adalah percepatan pemberantasan korupsi dan pelayanan prima. Dalam pelajaran ini kita diharapkan tidak masuk arus pusaran korupsi dalam kerangka menciptakan good governance. Sedangkan pelayanan prima menunjang sikap mental kita dalam melayani masyarakat dengan sepenuh jiwa dan hati.

Terlepas dari karakter masing-masing, jelas kita perlu memberikan apresiasi kepada mereka yang bersedia menularkan ilmunya kepada calon abdi negara ini.  Usia-usia udzur tidak menghalangi mereka untuk tetap mengajar dan membimbing calon-calon penerus mereka ini. Tapi juga terlepas pula kalau hanya sekedar post power syndrome dan mengisi waktu luang pasca pension saja…Gusti Allah Maha Mengetahui.

Comments

comments

Tentang setia1heri 5685 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

2 Comments

1 Trackback / Pingback

  1. Tes Kesehatan untuk CPNS « www.setia1heri.wordpress.com

Monggo dikomeng gans..