Norman : antara apresiasi dan eksploitasi

Norman : antara apresiasi dan eksploitasi

Dua minggu terakhir ini mungkin kita sudah familiar dengan wajah Polisi Brimob asal Gorontalo ini. Wajah dan goyangan khas india Briptu Norman Kamaru menghiasi media televisi, acara kantor hingga di masjid juga tidak terhindarkan. Beliau manggung mulai Bali hingga Jakarta. Beliau pula harus sering kejar tayang antara stasiun tivi satu dengan stasiun tivi yang lain. Jadwalnya super padat mengalahkan jadwal artis papan atas yang lain.

Ruang – ruang privasi ketika makan dan istirahat pun tidak luput dari kerjaran para fansnya untuk minta tanda tangan dan foto bersama. Bahkan karena sibuk dan ‘bingung’ itu pula Briptu Norman sering melupakan makan dan tidur yang seharusnya ia lakukan sebagai makhluk hidup.

Euphoria Norman (khan ) tidak berhenti begitu saja ketika beliau hendak pulang ke Gorontalo untuk beristirahat dari kepadatan jadwal manggungnya justru ia disambut dengan antusiasme warga gorontalo. Sambutan yang luar biasa bagi artis dadakan ini diluar sungguh diluar ekspektasi sebelumnya. Sambutan dahsyat mulai dari bandara hingga ke kediaman gubernur gorontalo memaksa Noorman untuk tetap berdiri dan melambaikan tangan sepanjang jalan. Duch kacihan bgt… 🙁

Fenomena Norman Khan ini memang mempunyai efek yang luar biasa. Tidak hanya membawa keberuntungan bagi dirinya sendiri tetapi berimbas pula pada pedagang asongan yang menjajakan video lipsincnya itu. Video yang berdurasi sekitar 6 menit ini dijual dengan harga Rp.5000 rupiah. Saya tidak tahu apakah norman mendapat ‘royalti’ dari penjualan CD (bajakan ?) ini. Selain itu, demam film india semakin bertambah dimana dulunya terkesan meredup. Hal ini bisa kita lihat dari di tayangkan ulang film-film india oleh salah satu tv swasta nasional kita.

Beberapa hari lalu Norman dikabarkan sakit. Badannya drop dan tekanan darah kurang dari 100 serta pula ada masalah dengan asam lambung. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena beliau kurang atau bahkan sama sekali tidak makan dan istirahat.  Trus kalau sudah begini siapa yang akan di salahkan ?

Jadwal manggung norman selama ini ditangani langsung oleh Mabes POLRI. Oleh karena itu manggung tidaknya atas undangan yang masuk ke Norman tergantung dari persetujuan mabes polri. Bahkan beberapa media infotainment memelesetkan Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar sebagai ‘manajer artis’ Briptu Norman.  Selama ini dalih polisi dalam manggungnya norman selalu mengatakan “ dalam kerangka menghibur masyarakat dan sebagai ikon untuk pencitraan kemitraan di masyarakat”.  Tidak salah memang tetapi perlu di sayangkan kalau terlalu berlebihan dalam ‘eksploitasi’ terhadap norman ini. Tidak jelas pula apakah karena ‘manajer artis’ terlalu ‘dadakan’ sehingga setiap job selalu di terima ataukah emang ketidaktahuan bahwa artis juga perlu waktu dan istirahat.

Apresiasi terhadap talenta Norman memang sangat besar tetapi itu bukan sebuah dasar untuk melakukan ‘ekploitasi’ yang justru berakibat fatal terhadap yang bersangkutan. Bangsa ini selalu lupa, mengapa mereka tidak belajar dari meninggalnya Mbah Surip dengan ‘tak gendong kemana-mana’? ….i love u full …ha..ha…ha. kita tidak berharap demikian tetapi itu bukan hil yang mustahal.

foto : gogling

Comments

comments

Tentang setia1heri 5687 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

2 Comments

  1. saya cuma heran dengar norman jatuh sakit kerana kecapekan, ternyata seperti itukah kualitas prajurit kita ? baru show beberapa hari aja sakit, gimana kalo disuruh ke medan perang yang mesti tidur di hutan, minum dari sungai. pantas saja negara tenagga melecehkan kita, lha wong prajuritnya saja lemah kayak gitu. jangan-jangan dia bisa masuk brimop karena…………….
    kalau dia bukan dari kalangan militer saya maklum dia sakit karena kecapean show bebrapa hari, tapi ini orang militer bro, yang tentunya harus siap berperang di hutan yang gak ada hotel, gak ada makanan khas gorontalo dan sebagainya

1 Trackback / Pingback

  1. Salute to Norman Kamaru | setia1heri.com

Monggo dikomeng gans..