Badai Revolusi di dunia timur (tengah).

Badai Revolusi di dunia timur (tengah).

Awal tahun 2011 ini patut dijuluki sebagai tahun perubahan. Setidaknya hal itulah yang tercermin dari beberapa kesuksesan revolusi, reformasi dan restrukturasi politik di beberapa negara di jazirah afrika dan arab. Di mulai dari kesuksesan penumbangan rezim Zein El-Bidine Ben Ali di Tunisia yang telah berkuasa 30 tahun lebih. Di susul Mesir dengan tumbangnya diktator Hosni Mubarak.

Saat ini dan juga tengah berlangsung gelombang serupa di Bahrain yang mencoba menggoyang rezim Raja Haya Rashed Al Khalifa, di Libia dengan rezim Presiden Ali Abdullah Saleh, di Libia dengan rezim Kolonel Muammar Qadhafi, di Aljazair dengan rezim Abdelaziz Bouteflika. Dan mungkin juga beberapa negara di sekitarnya yang punya suhu yang sama untuk melakukan reformasi politik.

Angin gelombang perubahan ini mengingatkan kita ketika penumbangan rezim Soeharto di Indonesia. Semua mempunyai tanda-tanda dan ciri khas yang menjadi pemantik untuk perubahan. Seperti situasi politik yang dictator otoriter, inflasi yang sangat tinggi, angka pengangguran yang sangat besar serta kemiskinan yang semakin bertambah. Kita bisa melihat negara-negara afrika dan arab diatas ternyata mempunyai pola yang sama. Mereka muak dengan rezim yang ada dimana didalamnya bercampur kedikatatoran otoritarianisme, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, pembungakaman suara public serta tidak berpihak terhadap kepentingan rakyat lagi.

Badai revolusi diatas memang tidak begitu saja dengan mudah terjadi. Sudah banyak martir-martir korban yang berjatuhan disana-sini. Selain itu, mereka yang tumbang juga mengalami sakit akut alias shock terhadap kekuasaan yang telah lama diduduki. Akhirnya berakhir di pembaringan rumah sakit.

Saya pikir perubahan itu sangat-sangat perlu apalagi dengan kondisi politik yang status quo. Ane rasa rentang waktu 30 tahun bagi sebuah rezim cukuplah. Karena regenerasi dan restrukturasi politik sangatlah penting bagi kemajuan sebuah negara. Dan biasanya perubahan didorong juga oleh ketimpangan social maupun ekonomi di sebuah negara.

Mengacu negara Arab Saudi mungkin orang akan bertanya mengapa badai revolusi tidak sampai menyentuhnya? Analisa pendek saya karena kebanyakan orang arab sudah mapan dan juga di topang oleh kemapanan system kerajaan. Tetapi kita tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi disana..hehehe. kayak tidak tahu aje…seperti di Indonesia ketika orde baru. Sepertinya tenang ternyata ada bara dalam sekam.

Comments

comments