Tidak terasa menunggang Milestone sejak awal November 2010 hingga kini odometer telah menunjukkan 4501km dimana sesuai buku panduan (odometer 5000 km atau 180 hari dari tanggal pembelian) sang milestone harus mendapat perawatan di Bengkel Resmi (beres) terdekat. Berhubung masih kerja di Surabaya maka hari kamis (10/2) saya membawanya ke salah satu beres yang ada di jalan Ahmad Yani (depan Carrefour) Surabaya. Di beres ini seingat saya dulu servis PERTAMAX juga disini trus servis KEDUAX di beres Gresik dan KETIGAX kembali lagi disini.
Ternyata pagi itu beres belum ada pasien sehingga Milestone langsung menjadi pasien pertama. Di tangani oleh mekanik mas dodik kurang lebih sekitar 30 menit milestone sudah keluar dari bengkel. Selama ini keluhan yang pernah dialami Milestone adalah ‘boros’ (masak 1 liter cuma dapet 36 km), suara knalpot pernah terdengar meledak, indikator bensin agak ngaco, mesin tidak bisa di starter. Selebihnya sih enjoy aja…
Di beres ahmad yani ini sempat melihat-lihat pulsar yang lagi mejeng. Tapi yang saya lihat cuma ada P135LS dan P180 dan warnanya HITAM semua. Sedangkan XCD, Discover (?), P200 tidak terlihat sama sekali. Selain itu P180 yang warna Orange juga tidak kelihatan apalagi P220 (kan belum masuk Indonesia….xixixi). Ketika asyik mengamati P180 ane melihat ada yang berbeda dengan Milestone yakni blok mesin terlihat lebih modis dan tulisan BAJAJ DTSi dihilangkan tinggal DTSi doank. Selebihnya tidak ada yang berbeda.
Pada kilometer sejauh ini tarikan milestone sudah lanyer dan alus karena masa in reyen sampai km 2000 sudah terlampui sebulan yang lalu. Selain itu akselerasi saya rasakan juga lebih mak nyus. Pernah menggeber hingga 110 km padahal tarikan gas belum full. Semua masih standar tidak ada tambahan apapun terkait per-mesin-nan. Tapi gak tahu dech soalnya saya awam motor sehingga pendapat sangat sangat subjektif sekali.
Servis ketiga ini dan juga seperti servis-servis sebelumnya selalu ane dedikasikan untuk orang tua. Setelah servis pasti pulang kampung. Maksudnya agar perjalanan pulang kampung ke Tuban untuk birrul walidain atau sungkem orang tua bisa lancar dan tidak ada gangguan yang tidak diinginkan. Biasanya agenda ini rutin sebulan atau dua bulan sekali baik saya pulang sendiri atau mengajak anak dan istri. Ya sebagai anak harus ‘sembah sungkem’ kepada orang tua apalagi orang tua yang masih hidup. Masih ada kesempatan untuk berbakti dan bersua dengan mereka.
Oke kawan mari siapkan segala sesuatunya untuk yang terbaik dalam perjalanan termasuk dalam perjalanan hidup ini. Monggo di siapken….
Be the first to comment