Lebih dekat dengan pohon cinta ditengah Pulau Kemaro, Palembang

blogger mejeng didepan pagoda pulau kemaro palembangMelanjutkan jalan-jalan di sekitar Palembang, Sumatera Selatan mantemans. Setelah menengok kegagahan dan eksotisme Jembatan Ampera maka tidak lengkap bila tidak berkunjung di Pulau  Kemaro yang ada pohon cintanya. Pohon bercinta ? bukan gans…semacam pohon yang tepat berada ditengah Pulau Kemaro yang konon sebagai simbol cinta sehidup semati dalam legenda cerita rakyat Tan Bun An dan Siti Fatimah.

pulau kemaro di PalembangMengutip Wikipedia, Pulau Kemaro, merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri,yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong. Pulau kemaro berjarak sekitar 40 km dari kota Palembang. Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yg terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio). Di Pulau Kemaro ini juga terdapat kuil Buddha yang sering dikunjungi umat Buddha untuk berdoa atau berziarah ke makam. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek.

batu legenda pulau kemaro di sungai musi palembangUntuk menuju ke tempat Pulau Kemaro diperlukan waktu sekitar 30 menit dari dermaga di bawah Jembatan Ampera. Kita tinggal pilih antara mau speedboat atau sekedar perahu gethek saja dengan tenaga diesel. Bedanya kalau memakai speedboat tenaga lebih kencenga sehingga cepat sampai namun bila dengan perahu gethek maka suasana lebih santai sehingga dapat menikmati perjalanan. Nah sore itu bebeberapa temans blogger yakni mas didiknh, irfan pertamax7, kang vandra mmblog, KHS dengan ditemani Pak Nyoman dari HC3 AHM dan Mas Mus sebagai driver sekaligus pemandu.

patung naga di pagoda pulau kemaro palembangSiang itu rombongan naik perahu gethek atau perahu diesel. Sembari naik perahu kita bisa melihat lalu lalang kapal-kapal nelayan maupun kapal tongkang yang melakukan aktivitas diatas Sungai Musi ini. Dibeberapa sisi juga terlihat pengecer solar BBM yang berupa rumah-rumah diatas kapal serta terdapat SPBU terapung dari pertamina. Perahu diesel ini akan bergoyang asoy geboy bila ada kapal speedboat lewat…xixixi namun terasa nikmat menikmati perjalanan dengan melewati kapal-kapal besar yang selama ini hanya ada dilautan saja.

patung buda tersenyum di dekat pagoda pulau kemaro palembangDan tak terasa waktu 30 menit sudah terombang-ambing ombak sungai yang mengantarkan ke Pulau Kemaro ini. Di pulau ini telah tersedia mini dermaga untuk menambatkan tali-tali perahu yang disewa oleh para pengunjung. Memasuki kawasan wisata ini kita tidak dikenakan biaya alias gratis gans. Semilirnya angin dan rindangya pepohonan menyambut kedatangan kami serta beberapa ciutan burung.  Objek utama di pulau ini yakni sebuah Klentheng  Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun 1962. Di depannya klentheng ada makam yang diklaim sebagai makam pasangan kekasih Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan.  Sedangkan dibelakang Vihara ini terdapat pagoda 9 lantai yang dibangun tahun 2006.

Mitos Pohon Cinta

Entah bagaimana munculnya sebuah pohon yang cukup besar ini dinisbatkan sebagai sebuah pohon cinta. Tetapi yang jelas tidak bisa dilepaskan dari cerita legenda terbentuknya pulau Kemaro ini. Sekilas kisahnya ini bermula dari kisah putri Kerajaan Palembang Siti Fatimah dan saudagar Tionghoa bernama Tan Bun An pada zaman Kerajaan Palembang. Sepulang dari Tionghoa, Tan Bun An dihadiahi 7 guci emas dari orang tuanya. Sesampai di muara Sungai Musi Tan Bun han ingin melihat hadiah emas di dalam Guci-guci tersebut. Tetapi alangkah kagetnya karena yang dilihat adalah sayuran sawi-sawi asin. Tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut ke sungai, tetapi guci terakhir terjatuh diatas dek kapal dan pecah. Ternyata dibawah sayuran sawi-sawi tadi terdapat emas. Alangkah menyesalnya ia membuang guci-guci tersebut sehingga bermaksud mengambil kembali guci yang sudah terbuang di sungai.

pohon cinta di tengah pulau kemaro sungai musi palembangTan Bun An pun menceburkan diri ke sungai namun, saudagar Tinghoa itu tak muncul-muncul ke permukaan. Pengawalnya pun lantas menyelam untuk mencarinya, tapi malah dia juga tak muncul ke permukaan sungai. Melihat itu, Siti Fatimah juga ikut menyeburkan diri ke air demi mencari kekasihnya. Akhirnya ketiga orang tersebut tidak muncul ke permukaan hingga sekarang namun muncullah Pulau Kemaro ini. Nah berdasarkan legenda diatas ada satu pohon diantara pohon yang di Pulau Kemaro ini disebut sebagai Pohon Cinta. Sebuah perlambang cinta sejati sehidup semati. Konon, wisatawan percaya kalau nama mereka dan pasangan tertera di sana, maka cinta mereka akan abadi selamanya seperti cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An..hehehe.

vandalisme di depan pohon cinta pulau kemaroApa benar begitu ? menurut Mas Mus yang mendampingi kami bahwa mitos pohon cinta merupakan perbuatan iseng-iseng saja para pemandu wisata. “bahkan tidak sedikit yang kesurupan mas setelah mencoret nama mereka disitu”ujar pria paruh baya ini. Bahkan menurutnya tidak sedikit pasangan yang justru berakhir tangis alias putus hubungan setelah menuliskan nama-nama mereka dipohon tersebut. Sebelum dipagari para sepasang kekasih itu mencoret nama mereka dipohon namun berhubung sekarang dipagari akhirnya coretan bergeser ke pagar-pagar…xixixixi. KHS menjadi saksi aksi vandalisme sepasang kekasih yang mencoretkan nama-nama mereka di setiap ruas pagar yang ada. Weladalah…..

Terawangan KHS terhadap pohon cinta ini memang terasa cukup angker, sekilas memang ada aura mistis yang melingkari. Hal ini bisa dilihat semak belukar dan akar-akar yang berkelindan di sebuah pohon …entahlah apa jenisnya ini.. Orang awam pasti paham bahwa pepohonan yang ‘rumbuk’ alias tak terurus biasanya ada penghuninya…hehehe. Oleh karena itu kemarin sebelum memotret pohon yang dikeramatkan ini KHS mesti permisi dahulu..hehehe #bolehpercayabolehtidak

kondisi semak-semak di pulau kemaro tahun 2015Setelah puas berputar-putar di sekitar spot Pulau Kemaro, sepertinya tidak lengkap bila tidak minum degan sebagai penghilang dahaga. akhirnya kami berlima menikmati kelapa muda ini didepan Pagoda 9 lantai ini. Mungkin karena kami berkunjung pada hari kerja yakni hari Selasa, 11 Agustus 2015 sehingga kondisi sepi atau hanya beberapa wisatawan yang berkunjung.

Sebagai destinasi wisata mestinya Pulau Kemaro ini bisa dipercantik lagi terutama terkait spot-spot penempatan para pedagang. Selain itu wahana-wahana permainan terutama untuk anak-anak tidak ada salahnya untuk dipertimbangkan sebagai sebuah tempat wisata. Meskipun begitu sebagai wisata religi juga mesti tetap terjaga.

Maturnuwun

——————————

Comments

comments

Tentang setia1heri 5686 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

Be the first to comment

Monggo dikomeng gans..