IPW : Januari- Maret terdapat 11 begal tewas dimassa dan 14 tewas didor polisi

Selama Januari-Maret 2015, Indonesia Police Watch (IPW) mencatat sedikitnya 20 pelaku begal yang dikeroyok dan dibakar massa. Dari jumlah itu 11 begal tewas dan 9 luka berat.  Daerah lokasi kejadian ada di Jawa Tengah merupakan wilayah terbanyak aksi pengeroyokan begal yakni lima kasus. Empat di antaranya, terjadi di Kabupaten Sukoharjo. 

Posisi kedua bertengger Jawa Barat dengan empat kasus. Lampung dan DKI Jakarta masing-masing dua kasus, serta Banten dan Sumatera Selatan satu kasus. Usia pelaku begal juga termasuk usia produktif yakni yang berusia 17-40 tahun ada 15 orang, di atas 40 tahun ada tiga orang dan usia 15 tahun dua orang.

“Tindakan main hakim sendiri adalah wujud dari kekesalan masyarakat terhadap pelaku kriminal dan ketidakpuasan masyarakat terhadap proses hukum serta ketidakpercayaan pada aparat keamanan” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, sebagaimana dilansir jpnn.com hari Rabu (1/4). Meskipun aksi main hakim sendiri ini sebenarnya merupakan tindak kriminal dan pelanggaran hukum. Tapi mungkin ini akumulasi kebencian dan dendam kesumat massa terhadap perilaku begal yang sadis.

Kalau diatas para begal yang dimassa dan dibakar maka ditangan polisi ada 43 begal yang ditembak polisi. Sebanyak 14 di antaranya tewas dan 29 luka. Jakarta Barat menjadi kawasan yang paling banyak penembakan pada begal, yakni ada 18 orang. Urutan kedua Bekasi, ada 8 begal yang ditembak, 6 di antaranya tewas.

Meskipun tidak sedikit begal yang tewas ditangan massa maupun di dor oleh polisi namun dilapangan sepertinya perilaku begal tidak mengalami penurunan yang berarti. Apakah karena faktor ekonomi atau gaya hidup yang besar pasak daripada tiang?

Entahlah….

Comments

comments