Tradisi mudik dan lebaran…

Tradisi mudik dan lebaran…

Ini hanya ada di Indonesia. Sebuah proses migrasi  dan pergerakan manusia kota ke kampung halamannya. Mudik yang berasal dari kata udik (kampung) merupakan sebuah tradisi yang sudah berjalan puluhan tahun silam. Tradisi ini menguat seiring dengan meningkatnya urbanisasi di Indonesia…cmiiw.

Tradisi mudik tidak bisa dilepaskan dari Lebaran. Ane sendiri tidak paham dengan istilah Lebaran ini. Kemungkinan turunan nama lain dari Hari Raya Iedul Fitri, yang berarti Lebar-an alias dilebarkan pintu maapnya…hehehe. Karena tradisi lebaran tidak bisa dilepaskan dari bermaaf-maafan dan bersilaturohim.  Jadi Tradisi Mudik dan Lebaran adalah sekeping mata uang yang saling melekat. Tradisi mudik adalah jalan menuju kampung halaman sedangkan Lebaran sendiri adalah momentum bermaaf-maafan sesampai di tempat tujuan.

Karena momentum ini orang rela bermacet-macet ria di jalanan yang memang padat, orang rela berdesak-desakkan di kereta api, bus, dan kapal laut, orang rela berpanas-panasan dengan mengendarai sepeda motor. Berkat momentum ini pula semua moda transportasi mengalami lonjakan penumpang dan traffik mulai dari angkutan darat, udara dan laut.  Dasar orang udik….hehehehe

Ane sendiri bersama istri setiap tahun tidak melewatkan momentum ini. Sebuah momentum untuk melepas rindu, silaturohim dan bermaaf-maafan sekaligus dengan kedua orang tua dan sanak saudara di kampung halaman. Walaupun kampung ane hanya di Tuban yang berjarak 84 km dari kota Gresik.

Mudik dan lebaran selain migrasi sosial terdapat unsur ekonomi dan budaya. Tidak sedikit kultur-kultur kota yang ‘menggerogoti’ kultur desa yang harmoni.  Orang desa yang semula lugu menjadi materialistis, pingin semua serba wah dan beberapa mengikuti gaya hidup kota….apa kata dunia. Memang sih sebenarnya saat ini agak susah untuk membedakan mana desa dan kota dengan semakin majunya teknologi informasi.

Tradisi mudik dan lebaran adalah gawe besar tahunan. Semua pihak bersuka cita menyambut momentum ini dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Namun sayang, tradisi tahunan ini selalu membawa ‘tumbal jalanan’.  Baik yang tewas seketika, luka berat maupun luka ringan selalu menghiasi laporan polisi dari H-7 hingga H+7. Semoga tahun depan bisa berkurang dan bahkan zero accident.

Comments

comments

Tentang setia1heri 5686 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

5 Comments

1 Trackback / Pingback

  1. Bukan Mudik Tanpa Motor Tetapi Mudik Motoran Yang Aman Dan Nyaman (Hasil Polling). | www.setia1heri.wordpress.com

Monggo dikomeng gans..