Jadikanlah Do’a sebagai bukti Penghambaanmu kepada Allah

Jadikanlah Do’a sebagai bukti Penghambaanmu kepada Allah

“Janganlah kamu jadikan doamu sebagai sebab turunnya pemberian Allah, sehingga pemahamanmu mengenai-Nya berkurang. Hendaknya do’a itu engkau jadikan sebagai bukti untuk menunjukkan penghambaan-Mu dan pemenuhan kewajiban terhadap Allah”.

Jangan merasa bahwa karunia Allah yang diberikan kepada kita disebabkan terkabulnya do’a kita. Jika karunia Allah terjadi sebab do’a kita berarti Allah bisa di atur oleh hamba-Nya. Pemahaman ini kurang tepat karena sejatinya kitalah yang lemah serba kekurangan yang sangat bergantung dan membutuhkan Allah. Karena do’a merupakan bukti penghambaan kepada-Nya. Hadis Qudsi menyatakan,”Barang siapa yang tidak berdo’a kepadaKu, pasti aku akan murka kepadanya”.

Selama ini mungkin kita hanya berdoa kalau ada maunya saja, atau lagi hati sedang dilanda duka, keraguan, kecemasan dan ketakutan. Dan ketika do’a kita terkabul atau masalah sudah pergi. maka secepat itu pula kita pergi tidak berdo’a lagi kepada Allah. Kita melupakan Allah yang telah membebaskan dari masalah, duka dan kesedihan.

“Dan apabila Kami memberikan nikmat, ia berpaling dan menjauhkan diri. Ketika Kami member malapetaka, mereka banyak berdo’a” (QS Fushilat :51)

Beberapa adab dan tata kesopanan dalam berdo’a menurut Imam Al-Ghozali :

  1. Memilih waktu yang mulia atau makbul. Seperti hari Arofah, bulan Ramadhan, hari Jum’at, antara 2 khutbah pada shalat Jum’at, antara adzan dan iqomah, dll
  2. Panjatan do’a dilakukan secara hikmat dan khusyu’
  3. Menghadap kiblat
  4. Rendahkan suara
  5. Memakai bahasa sederhana atau lebih utama memakai do’a yang dicontohkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW dan Sahabat
  6. Memulai berdo’a dengan nama Allah, bertahmid dan bershalawat atas Rasulullah dan diakhiri dengan hamdalah
  7. Yakin bahwa do’a kita didengar dan dikabulkan-Nya. Jangan kecewa ketika do’a kita belum dikabulkan
  8. Ulangi do’a dengan penuh keyakinan
  9. Jaga tata kesopanan hati yakni bertobat sebelum berdo’a

sumber :  Intisari Kitab Al-Hikam, Ibnu Atha’illah-Abu Fajar Al Qalami

Comments

comments

Tentang setia1heri 5687 Articles
Seorang Bapak dengan 3 anak. Suka jalan-jalan dan corat-coret tulisan perjalanan. Hobi berkendara menunggang roda dua. Tak paham kuliner namun tidak ada makanan yang dicela alias doyan semua...hehehe. Maturnuwun. follow twitter : @ setia1heri

Be the first to comment

Monggo dikomeng gans..